Rindu: Wijaya
Ritual pulang kampung saat Idul Fitri salah satunya adalah berkunjung ke tempat pengasuh saya dulu. Lebih tepatnya pengasuh saya dan adik saya. Tapi rasanya saya sedikit tidak sreg dengan kata "pengasuh," karena saya merasa mereka lebih dari itu. Seperti kakek nenek saya, bahkan lebih dari itu. Dulu, saat saya dan adik saya kecil, bapak dan ibu bekerja full time di perusahaan. Dari saya bayi sampai adik saya lahir, bahkan sampai kami resmi lulus dari mereka, kami tetap selalu main ke tempat mereka. Menginap saat libur, makan bersama, Ramadan bersama, bahkan kami dekat sekali dengan keluarga kakek nenek tersebut (untuk selanjutnya mari kita sebut Pak Manto dan Mbok Ti). Saya dan adik saya tumbuh dan beranjak dewasa dengan kehadiran Pak Manto dan Mbok Ti. Rasanya cukup. Tidak perlu apa pun. Barangkali itu yang membuat saya setiap kali berkunjung ke rumah mereka selalu menangis sesudahnya. Ada rasa sayang yang teramat besar, bahkan tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkanny...
Komentar
Posting Komentar