Postingan

Dream Job

Memaknai "Dream Job" dan how to get there Akhir-akhir ini, tulisan di blog ini rasanya cukup serius, ya? Hehe. Tapi kali ini, saya ingin bercerita ringan soal sebuah "trigger" dari postingan dari instagram @fellexandro yang saya lihat pagi tadi—tentang dream job yang sangat sesuai dengan pemikiran saya. Topik ini mungkin sudah sering terdengar, tapi menurut saya tetap relevan untuk kita renungkan. Bicara tentang Dream Job Sebagian dari kita mungkin sudah menemukan  dream job , sementara yang lain masih mencari. Dan itu normal—setiap orang punya jalannya masing-masing. Yang ingin saya bahas di sini adalah apa yang terjadi ketika harapan kita untuk langsung masuk ke dream job setelah lulus sekolah tidak berjalan sesuai rencana. Bagaimana kita menyikapi kegagalan itu? Well, hidup terus berjalan, dan di sini kita punya pilihan. Mungkin banyak di luar sana yang, seperti saya, memilih "kerja dulu yang ada." Melakukan yang terbaik, meski belum sepenuhnya sesuai

Badai

Tahun 2024 adalah tahun penuh tantangan bagi saya. Rasanya seperti terombang-ambing di tengah lautan tanpa kepastian, seolah-olah hidup ini tak bisa diprediksi—apakah akan selamat atau tenggelam. Dari awal tahun hingga kini, begitu banyak hal terjadi; namun, izinkan saya menceritakan beberapa kejadian yang paling membekas akhir-akhir ini. Hidup saya dipenuhi kejutan, dari yang menyenangkan hingga yang penuh duka. Agustus menjadi titik awal pergolakan besar dalam pekerjaan. Tim di tempat kerja berubah total ketika dua anggota resign, memaksa tim kami beradaptasi dengan komposisi baru. Dari yang sebelumnya terdiri dari 1 lead dan 6 orang yang menangani 9 direktorat, kini berubah menjadi 1 lead dan 4 orang yang harus menangani 10 direktorat. Ditambah lagi, hampir semua direktorat dalam proses transformasi organisasi, menghadirkan tantangan yang tak sedikit. Omelan dan caci maki sudah menjadi “sarapan” harian dari user yang kritis. Meski respons mereka di luar kendali saya, saya tetap beru

Refleksi Diri: Sustainability dan Inspirasi dari SukkhaCitta

Pada hari Jumat lalu, 11 Oktober 2024, kami kembali mengadakan Hansei Time rutin di kantor. Hansei (反省) dalam bahasa Jepang berarti refleksi diri, dan setiap Jumat pagi, selama dua jam, kami menggunakan waktu ini untuk merenungkan langkah-langkah yang telah diambil serta merencanakan perbaikan ke depannya. Pada kesempatan kali ini, Hansei Time kami mengangkat tema yang sangat spesial dan sesuai dengan minat saya, yaitu Sustainability . Tema ini sangat menarik bagi saya karena sejak lama saya telah memiliki perhatian besar terhadap isu keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Untuk memperdalam diskusi tentang tema tersebut, kami menghadirkan dua pembicara hebat: Mba Denica Flesch, founder & CEO SukkhaCitta, dan Pak Azis Armand, VP Director & Group CEO Indika Energy. Keduanya berbagi cerita yang sangat inspiratif tentang bagaimana mereka mengarahkan usaha dan peran masing-masing dalam menjaga kelestarian Bumi. Meskipun kedua pembicara menarik perhatian saya dengan tekad dan komi
Menyadari masih banyak sekali orang yang menyayangi manusia lain, berbagi, dan peduli, rasanya melegakan sekali Di tengah carut marut negeri ini, menyadari masih banyak manusia yang saling menyayangi sesamanya, sangatlah menghangatkan hati Semoga kita semua senantiasa bisa menjadi manusia yang benar, menjadi baik, menjadi peduli. Aamiin. Jangan lupa juga ya mendoakan Palestina ✨️

The five years journey

Hari ini saya berangkat ke kantor lebih pagi. Biasanya saya berangkat 07.25 karena memang hanya perlu 5 menit untuk perjalanannya, tapi hari ini saya berangkat pukul 07.17. Sebetulnya saya juga beberapa kali berangkat lebih pagi, hanya saja biasanya memang ada agenda atau perlu ke suatu tempat sehingga berangkat lebih pagi adalah keputusan yang bijak untuk tidak terjebak macetnya Jakarta. Hari ini, pukul 07.15 saya sudah bersiap mengambil ransel, memakai sepatu, dan mematikan lampu kamar. Kemudian pukul 07.17 saya keluar gerbang rumah. Langitnya tidak begitu biru, tapi menurut perkiraan cuaca tidak akan hujan hari ini. Saya tapaki jalanan yang biasa saya lalui, bedanya hari ini saya benar-benar rasakan langkah demi langkahnya. Saya resapi satu per satu. Saya perhatikan sekelilingnya, orang-orangnya, batu-batuan kecil, kabel-kabel di atas rumah, lubang selokan yang bentuknya nyaris tak beraturan, pepohonan, daun-daun, dahan-dahan yang berderak. Semua.  Sampai di kantor, kantor belum ter

Momiji Kairou: Mapple Corridor

Tulisan ini akan sedikit lebih panjang dan saya modenya serius (wkwkwk), jadi siap-siap ya! Ada banyak sekali hal di dunia ini yang mungkin tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Ada banyak sekali hal di dunia ini yang tidak pernah kita bayangkan, malah kejadian. Tapi, kita tidak memiliki kontrol akan hal-hal tersebut. Yang jelas under control kita adalah diri kita sendiri.  Adalah benar ketika kita berusaha tapi sometimes tetap tidak terjadi. Menurut kita, kita sudah berusaha semaksimal mungkin tapi kemudian ternyata Tuhan melihat itu justru ke depannya tidak baik untuk kita, maka diberilah hal lain yang menurut Tuhan jauh lebih baik untuk kita. Tentu saja untuk kita itu adalah hal yang menyebalkan, bahkan fase accepting juga bermacam-macam, tapi itu manusiawi. Normal. Questioning apa yang sebetulnya sedang terjadi dan apa yang sedang kita alami, itu normal. Apalagi respon emosi kita, sangat wajar. Sedih, senang, kecewa, takut, dst adalah hal yang benar. Bedanya adalah bagaimana resp

K-POP di hidupku

Hari ini tiba-tiba saya ingin menceritakan journey K-Pop dalam hidup saya di blog ini. Sebenarnya nggak tiba-tiba banget, sih. Ada trigger-nya. Jadi, kemarin saya beruntung bisa datang ke konser tunggal Kyuhyun Super Junior, my first love in K-Pop industry. Tidak hanya itu, bahkan saya punya kesempatan untuk berada pada jarak sangat dekat dengannya. Sebuah hari yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, apa lagi dulu saat saya masih kecil. Baiklah saya akan mulai bercerita, ya. Saya kenal K-Pop mungkin dari tahun 2008, saat saya masih di sekolah dasar. Tapi, sebetulnya saya sudah kenal lebih lama dengan K-drama karena influence dari kakak saya. Saya mulai nonton K-drama dari kelas 2 SD (if I'm not mistaken), dari era winter sonata, starway to heaven, full house, endless love, and soon. Long story short, di tahun 2008 saya tidak sengaja mendengarkan lagu Super Junior berulang-ulang dari radio, dan saya suka. Saya juga familiar dengan bahasanya. Kemudian setiap pagi, kakak saya men