Twilight

Pada suatu hari di bulan Januari, ketika saya sedang duduk sendirian menunggu hujan reda di depan lobi office lantai satu gedung F, saya tidak sengaja memutar lagu yang nampaknya ditakdirkan Allah untuk menyemangati saya waktu itu. Liriknya sederhana sekali, tapi bagi saya yang waktu itu benar-benar berada di posisi terendah selama beberapa tahun terakhir, saya merasa diperhatikan oleh lirik-lirik lagu tersebut. Saya merasa ada yang memperhatikan saya meskipun mereka bahkan tidak bisa saya ceritakan tentang keadaan saya waktu itu. Waktu itu, saya otomatis berpikir bahwa ada berapa banyak manusia di bumi ini yang tidak selamat dari mulut-mulut manusia lain? Ada berapa banyak jari-jari yang mengetik sekenanya yang bisa menghancurkan hati manusia lain? Masih adakah manusia yang selalu berpikir sebelum bertindak? Setiap kali saya sholat, doa saya adalah semoga saya selalu merasa cukup dan bahagia, semoga orang-orang selamat dari mulut saya, semoga mereka semua selamat dari prasangka buruk saya, semoga saya selalu memberikan kebahagiaan untuk mereka. Tapi seringkali, saya yang dangkal ini merasa paling menderita dan menjadi korban mulut-mulut manusia lain di sekitar saya. Betul, saya memang bukan orang yang peduli dengan hal-hal yang menurut saya tidak penting. Tapi ada kalanya saat saya sedang capek dan kondisi hati saya sedang tidak baik, perkataan dari manusia lain menghancurkan hati saya. Remuk. Pernahkan kita, manusia, memikirkan betapa hancurnya hati manusia lain saat kita dengan asal berbicara tanpa memperhatikan etika dan substansinya? Berapa banyak hati manusia yang kita hancurkan? Wallahu'alam.

Selanjutnya, saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Budi Doremi dan tim yang sudah menciptakan, mengaransemen, menyanyikan, dan mengunggah lagu ini:

Aku mengerti
Perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau telah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
Aku di sini
Walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Ku berharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
Kau telah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak indah
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia, haa-haa
Haa-haa
Izinkan kulukis senja
Mengukir namamu di sana
Mendengar kamu bercerita
Menangis, tertawa
Biar kulukis malam
Bawa kamu bintang-bintang
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia
'Tuk temanimu yang terluka
Hingga kau bahagia

Semoga teman-teman yang tidak sengaja membaca blog ini juga merasa disemangati dan disayangi, sungguh saya menyayangi kalian, meskipun kalian tidak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu: Wijaya

Dream Job

Momiji Kairou: Mapple Corridor