Refleksi

Tak ada yang lebih menakutkan dibandingkan dengan kemampuan manusia untuk saling menumpahkan darah.

Pertama saya ingin mengucapkan turut berduka cita kepada seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan atas kejadian mako brimob kelapa dua depok serta bom yang terjadi di gereja dan polresta Surabaya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan semoga korban diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. 

Saya sedih sekaligus marah dengan kejadian-kejadian beruntun yang terjadi beberapa waktu yang lalu itu. Shame on you terrorist! Sebenarnya saya menulis postingan ini karena saya muak dengan pernyataan beberapa orang yang sibuk playing victim dengan mengatakan bahwa teroris yang melakukan bom bunuh diri beberapa waktu yang lalu itu tidak punya agama, dan bukan sibuk fokus pada korban-korban yang ditimbulkan.
"Teroris yang ngelakuin itu tuh nggak punya agama."
 "They have no religion."
Ya kira-kira begitu tulisannya. Kenapa saya muak? Karena jelas-jelas pelaku pengeboman kemarin itu muslim sama seperti saya, bahkan bisa dilihat dari pakaiannya. Hanya saja perilaku mereka tidak mencerminkan agama islam. Gini deh saya analogikan, ada seorang pencuri yang beragama islam, nggak terus dia jadi otomatis keluar dari agama islam kan? Dia tetep aja beragama islam kan? Terus ada seorang pengedar narkoba yang beragama kristen, nggak terus dia jadi otomatis keluar dari agama kristen kan? Dia tetep kristen kan?  

Tindakan dengan mengatakan bahwa pelaku pengeboman beberapa waktu yang lalu itu bukan islam-lah atau apalah itu, menurut saya itu seperti tindakan cuci tangan. Pelaku pengeboman itu jelas-jelas muslim. Tapi, pemahaman mereka tentang islam yang melenceng dan perilakunya yang tidak mencerminkan agama islam. Jadi pernyataan bahwa pelaku pengeboman beberapa waktu yang lalu itu tidak punya agama itu no sense. Kalau alibinya  membuat pernyataan tersebut karena selama ini islam lekat dengan label teroris atau islam sering dikambinghitamkan oleh banyak pihak sehingga perlu membuat pernyataan untuk memperjelas bahwa ajaran islam itu nggak pernah membenarkan terorisme, menurut saya itu tindakan yang salah. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan citra baik islam dan menjelaskan bahwa ajaran islam nggak pernah membenarkan aksi terorisme tanpa memperkeruh suasana dan bertindak seakan kita nggak tau apa-apa .

Saya akui bahwa banyak orang islam yang pemahamannya melenceng dari ajaran islam dan extrimism among muslims is real, dudes! Banyak orang islam yang kemakan dengan doktrin-doktrin yang salah, yang menganggap dirinya paling benar, yang menganggap bahwa sekarang orang islam sedang terancam dengan keberadaan orang-orang yang tidak beragama islam, dan ada beberapa oknum yang membuat stigma seakan-akan non-muslim itu benci sama orang-orang islam, jadi ini tuh yang memunculkan stigma bahwa orang-orang yang non-muslim tadi itu harus dibasmi atau sejenisnya. Padahal kalau kita bisa melihat dari berbagai sisi, islam is fine, muslims are fine. Nggak ada yang namanya orang islam selalu didiskriminasi, selalu tidak dihargai, atau selalu dianggap salah oleh non-muslim. Saya emang belum pernah sih ke luar negeri, cuma saya beberapa kali pergi ke luar pulau yang penduduknya mayoritas non-muslim. Mereka oke-oke aja tuh sama saya, saya dihargai, saya diperlakukan dengan baik, bahkan untuk beribadah saya disediakan tempat yang baik. Jadi perkara dihargai atau tidaknya seseorang itu bukan terletak pada agamanya, itu semua tergantung bagaimana kita membawa diri. Kalau masih ada yang kekeuh bilang bahwa islam tuh sering didiskriminasi atau sejenisnya oleh orang-orang non-muslim, pertanyaannya, bagaimana kalian membawa diri? Udah bener belom? Jangan-jangan sebenernya kita sendiri yang tidak toleransi dengan yang berbeda keyakinan dengan kita? Jangan-jangan kita yang kurang sopan? Intinya intropeksi diri dulu sebelum menyalahkan orang lain.

Saya beberapa kali ngobrol dengan temen-temen saya yang sedang kuliah di Belanda, Korea Selatan, Australia, dan Jepang. Mereka semua muslim dan mereka bilang mereka fine fine aja tuh. Mereka nggak pernah didiskriminasi oleh orang-orang non-muslim. Bahkan mereka pakai kerudung dan orang-orang non-muslim di sekitar mereka nggak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Mereka tetep bisa belajar bareng, main bareng, diskusi bareng, dan menghargai satu sama lain. Jadi lagi-lagi, perkara dihargai atau tidaknya seseorang itu tergantung dari bagaimana orang itu membawa diri bukan dari agamanya. Banyak kok contohnya, saya kasih satu deh. Kalian tau klub sepak bola kenamaan Inggris Liverpool? Musim panas 2017 kemarin ada pemain yang baru bergabung di klub tersebut, dia seorang muslim, namanya Mohamed Salah. Apa dia di diskriminasi? Enggak. Dia bahkan di elu-elukan di seluruh dunia, oleh banyak orang yang berasal dari latar belakang agama berbeda-beda. Dia bisa membawa diri di lingkungannya, jadi dia ya fine fine aja. Kayak gitu loh maksud saya. Islam itu tuh sama aja. Salah satu agama yang ada di dunia. Sebenernya yang bikin kita merasa bahwa islam didiskriminasi itu tuh ya mindset kita sendiri. Kita terlalu khawatir kalau berada di lingkungan yang mayoritas non-muslim jadinya ya bikin kita tertekan, akhirnya kita memunculkan persepsi bahwa islamofobia terjadi dimana-mana, kita merasa tidak diterima oleh orang-orang non-muslim. Padahal orang-orang non-muslim ini biasa aja kalau emang kita bisa membawa diri. Karena bergaul itu perkara bagaimana membawa diri kan?

Jadi, untuk mengembalikan citra baik islam, menjelaskan bahwa islam itu bukan agama yang membenarkan tindakan terorisme nggak harus dengan menulis di semua akun sosmed bahwa, 
"Teroris pelaku bom Surabaya bukan islam."
"Pelaku bom kemarin nggak punya agama."
Karena mereka emang islam, cuma pemahaman mereka tentang islam yang salah. Dengan kalian nulis kayak gitu, itu tuh malah bikin orang-orang semakin nggak respect. Lha jelas-jelas lagi sedih karena aksi teror, eh malah sibuk bikin pernyataan no sense. Kita tuh bisa  mengembalikan citra baik islam, menjelaskan bahwa islam itu bukan agama yang membenarkan tindakan terorisme, dan menjelaskan bahwa islam itu agama yang damai dengan berbuat baik kepada sesama dan saling menghargai sesama. Kalau kita baik, maka citra islam juga baik. Jangan sibuk menyalahkan sana-sini, menyalahkan orang-orang non-muslim dan sebagainya. Kenapa islam lekat dengan tindakan terorisme, ya karena selama ini terorisme yang terjadi di Indonesia ini dilakukan oleh orang islam. Kita nggak bisa nyalahin keadaan ini. Yang perlu kita lakukan adalah itu tadi, kita kembalikan citra baik islam dengan berbuat baik dan saling menghargai. Orang bakal liat kok, dan lama-lama citra baik islam bisa balik. 

Coba deh kita perluas pergaulan kita, jangan cuma bergaul dengan circle pertemanan kita, sekali-kali coba diskusi, main, atau sekadar ngobrol dengan orang-orang yang berbeda dengan kita. Kita bakal lebih belajar banyak hal dari berbagai sisi dan ini bikin kita berpikiran terbuka. Nggak selamanya kok bergaul dengan orang-orang yang danggap 'tidak islami' itu bikin pemikiran kita liberal. Kita tetep bisa berpegang teguh pada pendirian kita kok, cuma nantinya kita bisa lebih open minded. Intinya jangan selalu menyalahkan, coba deh intropeksi diri. Dan satu lagi, ayo kita bareng-bareng belajar  buat saling menghargai. Kenapa harus perang sih kalau damai itu indah? Iya nggak?

Walaupun orang Indonesia itu beda-beda agamanya, rasnya, sukunya
Untungnya, 'sayang' itu bahasa universal ya?

Asik-asik akhirnya saya bisa serius. 



Komentar

  1. hemm.. iyajuga sih. masuk akal. aku sendiri gak bilang dia bukan org islam / org yg gak beragama. maksudnya lebih ke- di agama islam tuh gak ada nilai-nilai seperti itu. tapi mungkin memang salah cara penyampaian akunya '-'

    terimakasih loohh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu: Wijaya

Dream Job

Momiji Kairou: Mapple Corridor