Spektrum

Selamat hari perempuan sedunia!

Menjadi perempuan adalah anugerah yang paling challenging sekaligus seru dalam hidup saya. Bisa menjadi makhluk paling tegar sekaligus paling rapuh. Bisa menjadi makhluk yang tegas sekaligus lembut. Kata seorang bijak, dari rahim perempuan terlahir generasi baru, tapi karena perempuan juga sebuah peradaban bisa runtuh. Perempuan tak ragu mengalah atau bahkan mengubur mimpinya untuk sesuatu yang begitu ia cintai. Lalu kenapa perempuan seakan-akan berada di bawah laki-laki? Tentu tidak. Laki-laki adalah pemimpin, tapi tidak serta merta jadi menempatkan perempuan di bawahnya. Laki-laki dan perempuan beriringan dengan kodratnya masing-masing. 


Beberapa waktu lalu, saya berkesempatan untuk bisa menjadi delegasi Republik Ceko untuk UN Women di International Model United Nations. UN Women adalah adalah entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bekerja untuk memberdayakan perempuan dan anak-anak perempuan. Waktu itu topik bahasannya adalah Ensuring gender equality by alleviating discrimination against women. Dalam sekali bukan? Ya, karena memang saat ini perempuan belum sepenuhnya merdeka untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Perempuan masih dibatasi banyak hal dan banyak pihak. Hampir di semua negara.


Well, kali ini saya akan membahasa Republik Ceko karena waktu itu saya sempat mengumpulkan beberapa tulisan. Republik Ceko masih jauh dari hasil yang memuaskan, terutama karena stereotip gender yang masih sangat mengakar dan kurangnya keberanian untuk membawa kasus ke pengadilan. Pada saat yang sama, dapat dikatakan bahwa hukum Uni Eropa telah dan masih memainkan peran yang sangat penting dalam perjuangan untuk perlakuan yang sama terhadap perempuan dan laki-laki.


Perempuan masih didiskriminasi di pasar tenaga kerja, dan kesenjangan kerja serta kesenjangan upah berdasarkan gender tetap termasuk yang tertinggi di Eropa, meskipun undang-undang ketenagakerjaan dan Undang-Undang Anti Diskriminasi yang relevan menjamin perlakuan yang sama kepada semua karyawan. Posisi perempuan dalam pengambilan keputusan juga tidak terlalu baik. Dalam politik, perempuan tentu saja hadir di partai politik, tetapi mereka sering ditempatkan pada posisi yang hampir tidak dapat dipilih dalam daftar politik dan juga kurang terwakili dalam posisi pengambilan keputusan di partai politik. Mengenai posisi perempuan di perusahaan besar, perempuan jarang muncul di posisi manajemen tinggi. Namun masyarakat Ceko sangat menentang gagasan kuota bagi perempuan di dewan eksekutif perusahaan besar.


Di bidang kesehatan dan hak reproduksi (kehamilan-melahirkan), topik persalinan di rumah akhir-akhir ini sangat banyak diperbincangkan dan ada juga kasus hukum yang sangat menarik dalam hal ini. Sterilisasi paksa terhadap perempuan Roma tetap menjadi kenyataan yang menyedihkan dalam praktik di Ceko, meski sangat jarang dilakukan. Kompensasi yang layak tidak pernah dibayarkan kepada para korban. Perdagangan manusia tetap menjadi masalah yang sangat serius, meski tidak terlalu sering dibahas. Fenomena ini lebih banyak dilihat dan dipertimbangkan dari perspektif hukum pidana daripada dalam dimensi gendernya. Beberapa amandemen hukum pidana diadopsi selama sepuluh tahun terakhir untuk mendukung korban perdagangan manusia. Tapi kemajuan apa pun yang dibuat terkait kesetaraan gender oleh pemerintah Ceko berjalan lambat.


See? Sebegitu belum berhasilnya manusia dalam menyetarakan gender. Perempuan masih dianggap lebih rendah dari pada laki-laki. Menyedihkan bukan? Itu baru ngomongin Republik Ceko, belum negara-negara lain, atau bahkan negara kita sendiri, Indonesia. Jadi, yuk kita sebagai perempuan berkontribusi melalui bidang apa pun. Berkaryalah di mana pun kalian mau, Bumi kita begitu luas, jangan memberi sekat yang tidak perlu. Semangat semua perempuan-perempuan Indonesia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu: Wijaya

Dream Job

Momiji Kairou: Mapple Corridor