Pernahkah kalian berpikir kenapa sains dan riset tidak terlalu populer di Indonesia? Mungkin kita merasa riset itu hanya untuk kalangan akademisi, atau bahkan terasa jauh dari kehidupan sehari-hari. Nah mungkin itu karena sebagian besar riset yang dilakukan di Indonesia tampaknya kurang relevan dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Sehingga membuat minat terhadap riset rendah. Lantas, apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Salah satu alasan utama adalah kesenjangan antara akademisi dan masyarakat. Bahasa yang digunakan dalam riset sering kali terlalu teknis dan sulit dipahami oleh orang non-akademis. Tanpa adanya translasi yang jelas, masyarakat tidak tahu mengapa penelitian itu penting atau apa manfaatnya bagi kehidupan mereka. Ini menciptakan gap antara riset yang dilakukan di laboratorium dan kebutuhan nyata di lapangan (yang dihadapi oleh masyarakat). Selain itu, budaya berpikir saintifik di Indonesia masih terbilang lemah. Masyarakat sering kali mencari jawaban yang pasti—100% ...
Memaknai "Dream Job" dan how to get there Akhir-akhir ini, tulisan di blog ini rasanya cukup serius, ya? Hehe. Tapi kali ini, saya ingin bercerita ringan soal sebuah "trigger" dari postingan dari instagram @fellexandro yang saya lihat pagi tadi—tentang dream job yang sangat sesuai dengan pemikiran saya. Topik ini mungkin sudah sering terdengar, tapi menurut saya tetap relevan untuk kita renungkan. Bicara tentang Dream Job Sebagian dari kita mungkin sudah menemukan dream job , sementara yang lain masih mencari. Dan itu normal—setiap orang punya jalannya masing-masing. Yang ingin saya bahas di sini adalah apa yang terjadi ketika harapan kita untuk langsung masuk ke dream job setelah lulus sekolah tidak berjalan sesuai rencana. Bagaimana kita menyikapi kegagalan itu? Well, hidup terus berjalan, dan di sini kita punya pilihan. Mungkin banyak di luar sana yang, seperti saya, memilih "kerja dulu yang ada." Melakukan yang terbaik, meski belum sepenuhnya sesuai ...
Tahun 2024 adalah tahun penuh tantangan bagi saya. Rasanya seperti terombang-ambing di tengah lautan tanpa kepastian, seolah-olah hidup ini tak bisa diprediksi—apakah akan selamat atau tenggelam. Dari awal tahun hingga kini, begitu banyak hal terjadi; namun, izinkan saya menceritakan beberapa kejadian yang paling membekas akhir-akhir ini. Hidup saya dipenuhi kejutan, dari yang menyenangkan hingga yang penuh duka. Agustus menjadi titik awal pergolakan besar dalam pekerjaan. Tim di tempat kerja berubah total ketika dua anggota resign, memaksa tim kami beradaptasi dengan komposisi baru. Dari yang sebelumnya terdiri dari 1 lead dan 6 orang yang menangani 9 direktorat, kini berubah menjadi 1 lead dan 4 orang yang harus menangani 10 direktorat. Ditambah lagi, hampir semua direktorat dalam proses transformasi organisasi, menghadirkan tantangan yang tak sedikit. Omelan dan caci maki sudah menjadi “sarapan” harian dari user yang kritis. Meski respons mereka di luar kendali saya, saya tetap beru...
Komentar
Posting Komentar