K-POP di hidupku

Hari ini tiba-tiba saya ingin menceritakan journey K-Pop dalam hidup saya di blog ini. Sebenarnya nggak tiba-tiba banget, sih. Ada trigger-nya. Jadi, kemarin saya beruntung bisa datang ke konser tunggal Kyuhyun Super Junior, my first love in K-Pop industry. Tidak hanya itu, bahkan saya punya kesempatan untuk berada pada jarak sangat dekat dengannya. Sebuah hari yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, apa lagi dulu saat saya masih kecil. Baiklah saya akan mulai bercerita, ya.

Saya kenal K-Pop mungkin dari tahun 2008, saat saya masih di sekolah dasar. Tapi, sebetulnya saya sudah kenal lebih lama dengan K-drama karena influence dari kakak saya. Saya mulai nonton K-drama dari kelas 2 SD (if I'm not mistaken), dari era winter sonata, starway to heaven, full house, endless love, and soon. Long story short, di tahun 2008 saya tidak sengaja mendengarkan lagu Super Junior berulang-ulang dari radio, dan saya suka. Saya juga familiar dengan bahasanya. Kemudian setiap pagi, kakak saya menyetel radio dan lagu tersebut selalu terputar. Saya pun kemudian penasaran dan memikirkan bagaimana caranya mencari tahu tentang penyanyi tersebut. Mendengar radio berkali-kali hingga akhirnya saya tahu siapa penyanyinya, Super Junior atau Suju. 

Pada masa itu, internet belum secanggih sekarang, apalagi di daerah (karena saya tinggal di daerah). Warnet adalah alternatif terbaik yang bisa saya gunakan untuk lebih banyak tahu tentang Suju. Kakak saya yang pada saat itu part time worker di salah satu warnet di tempat saya tinggal menjadi orang yang bisa saya mintakan bantuan untuk bisa main ke warnet. Pada tahun itu juga saya mendapatkan flash disk pertama saya selama saya hidup. Dari kombinasi warnet dan flash disk tersebutlah saya semakin mendalami (?) K-Pop, khususnya Suju. Walaupun konten mereka sangat sulit ditemukan, tidak seperti sekarang yang sangat mudah, dulu saya sangat gigih dalam memburu konten dari Suju, menonton variety show mereka yang ukuran file-nya ketika di-download ber-giga-giga padahal durasinya tidak lama, dan menabung untuk membeli majalah gaul dan asian star (?), ini dan itu. 

Saat masuk SMP, ternyata saya menemukan teman-teman yang memiliki minat yang sama juga dengan saya, yaitu Suju. Akhirnya jadi semakin mendalami (?) Suju. Dulu K-Pop belum sepopuler sekarang, bahkan dulu yang ketahuan suka K-Pop pasti akan dibully dan labeled as alay. Tapi untungnya saya sebagai ELF (nama fans dari Suju, Ever Lasting Friend), sangat tangguh, stoic, dan tidak peduli apa kata orang selagi itu bukan hal menyimpang dan merugikan. Saya dan teman-teman saya tetap menikmati menyukai Suju dan mendengarkan musiknya. Teman-teman yang tadinya suka membully akhirnya capek sendiri dan kayak "OK then, let them be.." karena mungkin mereka realize kalau K-Pop sama seperti aliran musik lainnya, dan yang suka K-Pop juga sama seperti fans musik lainnya.

Lulus SMP, masuk ke SMA, dan saya menemukan hal yang sama lagi seperti saat masuk SMP, yaitu labeled as alay dan ya orang-orang tidak suka aja sama K-Pop dan fasnya. Sama seperti sebelumnya, saya tidak peduli apa kata orang selagi itu bukan hal menyimpang dan merugikan. Jadi ya saya menjadi diri saya sendiri, fangirl, suka Suju, suka K-Pop. Bahkan pada masa SMA, saya punya dua ransel, satu ransel bergambar motif Suju dan satu lagi ada gantungan "ELF" di tasnya. Bahkan saya juga punya jaket dan rompi "Kyuhyun". Pokoknya sangat mudah dikenal dan iconic, siapa pun pasti tahu orang itu adalah saya. 

Di masa SMA saya, K-Pop semakin meluas dan saya masih berpegang teguh pada Suju wkwkwk, sangat setia. Bahkan saya lebih aktif lagi di komunitas-komunitas. Jadi saya punya banyak teman dari komunitas tersebut, dari berbagai umur. Sehingga meskipun di sekolah banyak yang tidak suka dengan saya (setidaknya pada saat itu saya berpikir demikian), saya punya banyak teman dari banyak tempat. Saya juga merupakan admin fanbase di facebook untuk Super Junior.

Long story short, dari perjalanan saya tersebut. Saya banyak sekali belajar dalam banyak hal. Dalam accepting myself, jujur pada diri sendiri, belajar mengetahui bahwa kita tidak bisa membuat semua orang menerima kita (dan itu di luar kontrol kita), belajar bahwa semua orang berbeda dan unik, semua orang punya perspektifnya masing-masing, punya karakternya masing-masing, dan tidak bisa memaksakan yang menjadi kehendak kita kepada orang lain. K-Pop juga mentrigger saya untuk belajar bahasa inggris, bahkan saya juga jadi bisa bahasa korea. Ketika kelas 8 SMP, saya mencoba membaca buku teman saya tentang belajar bahasa korea, dan ternyata kalau sudah suka dulu, belajarnya lebih mudah. Hasilnya, saya jadi bisa bahasa korea. Pokoknya saya growing up bersama K-Pop, khususnya Super Junior. Saya tumbuh dari yang emosinya sangat menggebu-gebu menjadi yang lebih bisa mengkondisikan dan mengontrol diri. 

And it's been sixteen years dari pertama kalinya saya jatuh cinta kepada K-Pop khususnya Super Junior. Dan kemarin, adalah hari yang tidak pernah saya bayangkan selama enam belas tahun itu. Saya bisa berinteraksi sedekat itu dengan Kyuhyun. Living my dream. Benar-benar menjadi kenyataan. Dan yang lebih mengharukan lagi adalah, teman-teman yang saya sebutkan di atas, yang dulu saya kira mereka annoyed dan lebih ke kesal kalau saya sudah K-Popan ternyata adalah orang-orang yang peduli dengan saya. Kemarin ketika saya mengupload video Konser Kyuhyun ke instagram, banyak sekali dari mereka yang congratulate to me. Saya tidak ekspek respon mereka seperti itu, karena selama ini saya kira mereka selalu kesal kalau saya sudah K-Popan atau cenderung tidak peduli. Tapi ternyata mereka selama ini peduli, huhuhuhu it is warming my heart, my heart is full. Dan pada postingan ini, saya ingin mengatakan,

I am deeply touched because many of my childhood friends, junior high school friends, and high school friends remember that I've always liked Kyuhyun and Super Junior I didn't expect them to remember because it's been such a long time. They also congratulated me and shared in my joy. But the point is, maybe back then they were annoyed or even irritated by my unclear love for K-pop (kayak freak bgt), but deep down they remembered it all. Even though it may have been unintentional, I am very thankful to them.

Maaf juga kalau selama ini ternyata saya berprasangka tidak baik kepada kalian, I didn't mean it.

In short, saya bersyukur sekali ternyata banyak sekali yang peduli dan sayang kepada saya. Saya bersyukur juga bisa mengenal Super Junior, mereka membantu saya dalam banyak hal sejak 2008. Dan tentu ini terjadi karena izin dari Tuhan, alhamdulillah. Yesterday, a core memory unlocked. Priceless. Forever grateful.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Diri: Sustainability dan Inspirasi dari SukkhaCitta

The five years journey