Nilai A untuk mahasiswa bukan mitos kok, ini nih 10 jurus jitunya!


Nilai A yang berjajar di transkrip kuliah adalah impian semua mahasiswa. Rasanya puas jika dosen sudah memberikan penghargaan paling maksimal pada jerih payah kita selama satu semester penuh. Tapi mendapatkan nilai A tak semudah kelihatannya. Kadang sekeras apapun kita berusaha, nilai A masih juga belum tertera. Bahkan ada kalimat “Nilai A hanyalah milik Tuhan”. Mendapatkan nilai A memang susah-susah gampang. Tak hanya proses belajar yang matang, kita juga butuh strategi belajar yang cerdas. Kita butuh taktik dan metode belajar yang cocok dengan kepribadian kita. Nah, bagaimana sih taktik untuk memudahkanmu dapat nilai A? Berikut ini adalah tips yang author ambil dari Hipwee. Enjoy ya guys!

1.   Memilih dosen yang ‘murah’ nilai
Bukan hanya es krim dan permen yang beraneka ragam rasa, dosen kuliah juga banyak macamnya. Ada dosen yang perfeksionis, ada juga sangat pemurah pada mahasiswanya. Jika ingin mendapat nilai A, sangat disarankan untuk mengambil mata kuliah yang dosennya masuk kategori pemurah. Kita bisa menggali informasi tentang dosen pada kakak tingkat atau bahkan alumni. Mungkin riwayat menunjukkan bahwa hampir tak ada mahasiswa yang mendapatkan nilai A di kelasnya, tak peduli seberapa pintarpun mahasiswa itu. Kalau sudah tahu begitu, alangkah baiknya jika kita tidak mengambil kelas tersebut. Sebaliknya, jika memang tahun-tahun sebelumnya banyak mahasiswa yang mendapatkan nilai A atau B, kemungkinan kita mendapatkan nilai sempurna juga lebih besar. Dengan tepat memilih kelas, mungkin akan mempermudah langkah kita untuk mendapatkan nilai sempurna.
Sumber : http://geo.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/undiksa2.jpg

2. Sepintar apapun kita, kalau presensi tak penuh, nilai A hanyalah mimpi
Kebanyakan universitas menerapkan peraturan bahwa mahasiswa tidak diijinkan mengikuti ujian semester jika kehadiran kurang dari 75% dari total pertemuan. Jadi, jelas sudah bahwa nilai A bisa kita raih jika kita absen tidak lebih dari 25%. Tanpa ujian semester, nilai kita akan terjun bebas ke jurang. Jika kita tidak bisa memenuhi syarat presensi, kita tidak akan diijinkan masuk ruang ujian, bahkan sepintar apapun kita. Tanpa ujian itu artinya nilai kita sudah dipastikan maksimal C atau bahkan terancam tak lulus alias E. Nah, kalau kita menginginkan predikat cumlaude, jangan suka bolos ya!
Sumber : http://mm.feb.ugm.ac.id/images/stories/2013/mar/orientasi-jkt.JPG 
3. Supaya tak kelimpungan saat ujian, pastikan kita punya paling tidak satu buku wajib dan materi power point dosen.
Ujian adalah tolok ukur paling besar yang menentukan apakah akhirnya kita pantas mendapatkan nilai A. Biasanya dosen akan memberikan soal ujian tak jauh-jauh dari apa yang disampaikan di kelas. Mungkin beliau menggunakan presentasi power point atau satu buku yang menjadi acuan. Jadi, pastikan kita punya salah satu buku acuan yang dgunakan dosen untuk mengajar dikelas.
Jika tidak mau tergesa-gesa mengumpulkan bahan sehari sebelum ujian, alangkah baiknya kita mulai mencarinya sejak sekarang. Mungkin dosen memberikan bahan pada ketua kelas, maka kita bisa minta materi padanya atau mencari sendiri perpustakaa atau mungkin dengan membuat email kelas yang khusus untuk menampung materi-materi dari dosen. Dengan amunisi ujian yang sudah lengkap jauh-jauh hari, kita bisa mengerjakan soal ujian dengan lancar. Dengan ini, impian mendapat nilai A bukan lagi mitos yang menyeramkan.
Sumber : http://tergila.com/wp-content/uploads/2013/04/tips-membuat-slide-power-point.jpg
4. Soal ujian juga bisa diambil dari diskusi kelas yang tak ada di power point. Jadi, jangan lupa PDKT pada temanmu yang rajin mencatat diskusi.
Tidak jarang dosen akan membuka diskusi atau memberikan penjelasan tambahan yang tak tersedia di power point. Mencatat materi-materi luar silabus ini wajib hukumnya karena kadang dosen juga mengolah soal ujian dari sini. Nah, untuk mengantisipasi itu semua, kita bisa mulai PDKT dengan teman yang rajin mencatat. Bukan berarti menjilat, kita hanya kudu berteman atau setidaknya membuatnya terkesan agar kita bisa mendapatkan pinjaman catatan. Karena biasanya catatan teman yang pintar plus rajin akan mudah kita pahami.  Selain itu, saat kita tak masuk kelas, kita tak akan ketinggalan materi yang disampaikan. Karena teman kita sudah bersedia meminjamkan catatannya yang rapi untuk kita.
Sumber : http://smpn1palu.sch.id/wp-content/uploads/2010/08/Class-Activities.jpg
5. Yuk, mengkaji ulang materi dalam dua pertemuan sekali
Mungkin mayoritas mahasiswa sibuk dengan kegiatan organisasi atau kepanitiaan. Hal ini bisa membuat kita tidak sempat untuk belajar tiap hari. Mayoritas dari mahasiswa suka menggunakan belajar SKS(Sistem Kebut Semalam). Padahal, bahan kuliah anak-anak zaman sekarang itu sangat banyak. Bahkan kadang bahannya kelihatan lebih banyak dari kemampuan belajar kita. Gimana nasib kita kalau belajarnya SKS?
Nah, jika kita ingin orangtua bangga dengan banyaknya nilai A, cobalah lebih disiplin mulai sekarang. Tak harus belajar tiap malam, kita bisa menjadwal untuk membuka catatan dan bahan setiap dua kali pertemuan. Setelah dua kali pertemuan, kita coba kaji ulang dan pahami lagi. Dengan belajar dari jauh-jauh hari, kimu jadi lebih mampu memahami materi. Sehingga ujianmu bisa lebih lancar dan nilai A tak mustahil kita dapatkan. Karena kita bukan menghafalkan materi, tetapi memahami materi.
Sumber : https://dodimaulanaf.files.wordpress.com/2012/03/belajar.jpg
6. Berburu soal tahun lalu dari kakak tingkat
Tidak sedikit dosen yang memberikan soal yang hampir sama dari tahun-tahun sebelumnya. Karena terkadang beliau hanya melakukan sedikit modifikasi dan menambahkan soal-soal baru di dalamnya. Maka dari itu, tidak ada salahnya kalau kita berburu soal-soal tahun sebelumnya dari kakak tingkat.
Kita bisa meminjam soal-soal tahun-tahun sebelumnya dari kenalan kita. Atau mungkin kita bisa mencari “makelar” bank soal. Jika beruntung ternyata dosen kita menggunakan soal yang sama, maka semua soal ujian bisa diselesaikan dengan mudah. Dengan begitu, nilai sempurna bisa terpampang di papan pengumuman.
Sumber : http://www.smanbinaanbm.com/wp-content/uploads/2014/05/semangat-belajar.jpg
7. Bersikap baik pada dosen adalah salah satu jembatan pengantar kita untuk mendapat nilai A
Selain kemampuan dalam belajar, sikap pada dosen juga jadi hal yang perlu kita perhatikan. Kita tidak perlu memberi kiriman sembako kepada para dosen, kita cukup bersikap baik pada beliau dengan hal-hal sederhana. Mungkin kita bisa memberikan senyuman saat berpapasan atau menyapanya saat berjumpa di supermarket terdekat. Walau mungkin beliau tidak hafal dengan NIM kita, setidaknya sikap baik kita tidak akan membuat kita dicap sebagai mahasiswa tidak sopan yang akan membuatnya geram. Karena jika kita bermasalah dengan dosen apalagi dosen  yang sensitif, nilai E bisa muncul tiba-tiba saja dan kita tak bisa apa-apa. Impian untuk mendapat nilai A pun hilanglah sudah.
Sumber http://intisarionline.com//media/images/4891_peluang_belajar_di_negeri_kincir_angin.jpg
8. Tidak semua persentase nilai akhir berasal dari ujian. Mengumpulkan tugas tepat waktu juga berpengaruh terhadap nilai
Selain persentase kehadiran dan nilai ujian, banyak dosen yang memberikan poin besar pada tugas mingguan. Jika kita ingin mendapat nilai yang sempurna, pastikan kita tak mengacuhkan tugas-tugas kuliah. Apapun bentuk tugasnya dan bagaimanapun cara mengerjakannya, pastikan nama kita tercantum dalam tumpukan tugas di mejanya. Jadikan tugas seperti belahan jiwa kita.
Mungkin kita kadang berpikir “banyak banget tugasnya, pasti juga gak dikoreksi”.. Tapi, percayalah, setidaknya mereka pasti akan membuat catatan siapa saja yang tidak mengumpulkan tugas. Agar poin kuliah kita tak berkurang, pastikan kita mengumpulkan tugas ketika diperintahkan. Tapi juga jangan asal buat ya, harus sungguh-sungguh.
Sumber : http://th04.deviantart.net/fs71/PRE/i/2013/260/a/d/belajar_lilahitaala_by_iq89-d6mnh7p.jpg
9. Belajar menjelang ujian tetap menjadi keharusan
Jika dosen kita tergolong “santai” dan tak pernah memberikan tugas atau diskusi interaktif, maka nilai ujian adalah satu-satunya hal yang bisa kita andalkan. Agar kita bisa maksimal dalam mengerjakan semua soal ujian, mau tidak mau kamu wajib belajar sebelum ujian. Baca ulang semua materi yang sudah diberikan, latihan soal-soal sebelumnya, dan pahamilah semua materi dengan perlahan. Jika kita tak pernah bolos lebih dari 25% dan bisa mengerjakan soal dengan benar, bukan hal yang aneh jika nilai A akan terpampang. Ibarat memetik buah di ketinggian dengan memanjat, nilai A bisa kantongi jika kita mau belajar lebih giat lagi.
Sumber : http://rumushitung.com/wp-content/uploads/2013/01/Tips-belajar-dengan-baik-dan-benar.jpg
10. Hindari tulisan cakar ayam saat mengerjakan ujian. Khawatirnya, dosen tak paham jawaban kita dan nilai A yang sudah di depan mata pun melayang.
Percaya atau tidak, tulisan tangan saat ujian juga berpengaruh pada nilai yang akan kita dapatkan. Percuma belajar giat dan menguasai semua materi jika jawaban kita tidak bisa dibaca dan dipahami dosen yang mengoreksi. Jadi, hindarilah tulisan yang terlalu kecil atau cakar ayam. Tidak ada salahnya untuk membuat tulisan yang lebih rapi saat ujian. Buat tulisan yang lebih tegak dan besar-besar. Kalau perlu, highlight poin-poin utama dari jawaban kita dengan stabilo. Dengan begini, usaha kita untuk belajar mat-matian selama satu semester penuh tak akan sia-sia. Kalau semua hal tersebut dilakukan, jangan lupa berdoa ya guys, karena sekeras apapun usaha kita, kalau Tuhan tidak ridho, maka semua tidak akan terjadi. Dan, remember please, “nilai A bukan hanya hak orang-orang cerdas yang sering menang kejuaraan. Karena untuk mendapatkannya, ada strategi cemerlang yang bisa diaplikasikan siapa saja”.
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGS0Nr7sjxCWlZwxi-HBoa1epSmiVGQjpxPivdheahd0Ip49G3BYZqyHQo2T7CS_orY2g_j4MvlGvDz_MMR7d5KfhpQwkY_E7exMh8L83lQfto649tjPj31sPtI2iwG4GNa5PFH2cDCVA/s1600/writing.jpg

Via :hipwee.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu: Wijaya

Dream Job

Momiji Kairou: Mapple Corridor