Saya jatuh cinta pada Astronomi!


Sejak saya duduk di bangku SMP, saya mulai suka membaca. Saya tertarik dengan astronomi. Astronomi itu cool. Saya suka membaca teori-teori tentang langit dan himpunan bagiannya. Dari saya saya menyadari bahwa betapa rapihnya susunan tata surya dan semesta ini. Betapa semua Allah ciptakan dengan keseimbangan. Rapih. Indah. Dimulai dari kekaguman saya itu, saya mulai membiasakan diri saya untuk membaca apapun tentang astronomi. Dari artikel, headline televisi, buku, koran, dan majalah. Saya sungguh tertarik, sampai sempat terpikir saya untuk menjadi astronom. Sepertinya mengagumkan.
            Teori mengenai terbentuknya alam semesta, dari teori dentuman keras, big bang, meledaknya bintang dan akhirnya serpihan-serpihannya membetuk planet-planet, meteor-meteor, asteroid, black hole, dan semua yang ada di angkasa. Rasa penasaran saya mengenai ‘lalu bagaimana dengan matahari, apakah dia adalah yang pertama ada dibandingkan benda-benda luar angkasa lainnya?’ semakin membuat saya menyukai dunia astronomi. Semua fenomena langit, saya menyukainya.


            Saya pernah membaca buku, menurut buku tersebut, mempelajari luar angkasa sesungguhnya lebih mudah daripada mempelajari samudera. Mempelajari samudera adalah hal yang sulit. Ini benar. Saya meyakini dan mempercayai ini. Saya lebih sering menemukan buku mengenai penelitian di luar angkasa daripada penelitian di dasar laut. Tapi, segitiga Bermuda, black hole di dasar laut, dan semua keunikan dasar laut ini juga membuat saya penasaran. Beberapa kali membaca artikel mengenai hal tersebut. Tapi tetap saja saya menyukai astronomi. Himpunan semesta(re : langit) dan himpunan bagian dari langit adalah hal yang selalu menyadarkan saya bahwa Allah Maha Kuasa. Bagaimana sistem tata surya dapat berputar secara periodik dan teratur? Tentu apabila di hitung menggunakan hukum fisika ini akan menciptakan persamaan yang rumit. Bagaimana bulan dapat menagkap cahaya dari matahari kemudian memancarkannya kembali saat malam hari? Semua itu sudah dapat di hitung menggunakan rumus. Dan rumus itu mengagumkan. Lagi-lagi, disitu saya selalu diingatkan bahwa Allah itu Maha Besar. Bagaimana gerak semu harian dan gerak semu tahunan matahari dapat bergilir secara teratur? Bagaimana musim dapat berganti? Semua berhubungan dengan astronomi. Bintang, bulan, dan himpunan bagian dari langit lainnya seharusya mampu membuat kita lebih mencintai Allah. Semua itu adalah bukti dari betapa besar kuasa-Nya.


            Saya masih sebatas menyukai astronomi dan memiliki kegemaran membaca apapun mengenai astronomi. Baru astronomi, saya sudah menemukan persamaan-persamaan rumit mengenai semesta ini yang dapat Allah buat dengan berbagai keteraturan dan keseimbangan. Apalagi saat saya mempelajari mengenai samudera. Apalagi saat saya mempelajari mengenai tanah yang ada di dasar bumi. I can’t explain how it can be! Oh Allah. Betapa engkau telah menyelipkan bukti-bukti kekuasaan di setiap sudut di semesta ini. Semoga kegemaran belajar dari alam selalu muncul dan bertahan, karena dari alam, kita bisa belajar banyak.
Untuk contoh terakhir kasus dari ‘belajar dari alam’ yang akan mampu membuat kita lebih menyadari bahwa Allah sungguh Maha Segala-Nya. Jaringan saraf tiruan yang ada saat ini dan sedang menjadi bahan kajian penelitian favorit diseluruh dunia ini, semua berkiblat pada alam, diantaranya adalah meniru kebiasaan semut, lebah, laba-laba, dan masih banyak lagi yang sedang dikembangkan oleh ilmuwan di seluruh dunia. Jaringan tersebut, tak hanya mengagumkan, tapi ini adalah bukti bahwa semua yang ada di Al-Qur’an adalah nyata.


ps : semua gambar saya ambil dari google.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu: Wijaya

Dream Job

Momiji Kairou: Mapple Corridor