Among the stars
Halo, nama saya Widha. Biasanya dipanggil Widha atau Tia. Saya baru saja menyelesaikan studi saya di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Saya mungkin masuk dalam kategori orang aneh atau aneh banget. Entah kenapa saya sering sekali mendengar perkataan teman saya yang bilang saya aneh. Ya walaupun sambil ketawa-ketiwi, tapi kemudian saya merenung dan sepertinya memang seperti itu.
Kali ini saya mau bercerita bagaimana saya sangat mencintai astronomi. Saya tinggal di sebuah desa yang tidak jauh dari kota Solo, sejak kecil setiap maghrib saya pergi ke masjid bersama teman-teman saya. Kemudian setiap pulang dari masjid, saya selalu pulang terakhir. Alasannya adalah saya duduk di teras masjid sambil memandangi langit lalu bertanya-tanya, itu apa yang bersinar, kenapa bisa bersinar, kenapa hanya ada ketika malam dan lain sebagainya. Rasa penasaran ini kemudian tumbuh menjadi maha dahsyat (?). Hingga saya bercita-cita menjadi astronot. Ya saya tau, kebanyakan anak juga memiliki cita-cita ini, tapi saat mereka tumbuh dewasa, mereka cenderung semakin realistis dan berubah-ubah cita-citanya. Tetapi saya tidak. Saya bercita-cita menjadi astronot hingga saya berusia 21 tahun. Hingga kemudian setelah naik kora-kora di sekaten Jogja saya sadar bahwa menjadi astronot adalah cita-cita yang tidak realistis untuk saya yang lemah ini. Saya menangis saat naik kora-kora tersebut. Bahkan kepala saya pusing bukan main dan saya rasanya ingin muntah. Untungnya teman saya yang baik hati mau mengantar saya ke kamar mandi dan mengantar saya pulang ke kosan setelah dari sekaten. Sejak saat itu, saya bercita-cita menjadi astronom saja.
Banyak sekali yang bertanya kepada saya kenapa saya tidak mengambil S1 Astronomi. Ada banyak alasan yang perlu saya pertimbangkan dalam hal ini dan saya agak malas untuk membahasnya. Hehe. Jadi skip saja ya. Singkat cerita, semakin saya besar, saya semakin mencintai astronomi. Setiap ditanya hobi, saya dengan bangga mengatakan "astronomi". Meskipun tak jarang saya ditertawakan atau bahkan dianggap remeh-temeh(?) Tapi menurut saya, semua adalah hal yang wajar. Semua yang saya ucapkan menciptakan pro dan kontra. Jadi ya saya santai saja dan tetap menyukai astronomi.
Semakin saya besar, saya semakin banyak membaca buku astronomi dan jurnal astronomi. Iya. Jurusan saya bukan astronomi. Tapi kalau sudah cinta, saya bisa apa? Ceileh. Saya merasa tenang jika saya membaca/melihat apapun tentang astronomi. Astronomi membuat saya semakin bersyukur. Alam semesta ini membuat saya selalu merasa kecil. Saya semakin mencintai alam semesta. Dna tentu saja saya semakin mencintai astronomi.
Ohiya, tau ga sih? Selama saya hidup, saya sangat jarang bercerita tentang astronomi kepada siapapun. Saya lebih suka menyimpan sendiri. Mungkin karena saya takut atau yang lainnya. Meskipun saya terus terang mengatakan bahwa saya mencintai astronomi, hal itu tak lantas membuat saya leluasa bercerita tentang astronomi. Hingga akhirnya saat saya masuk kuliah, saya menemukan teman-teman yang mau mendengarkan saya ketika saya bercerita tentang astronomi. Saya merasa dihargai dan disayangi. Mereka bahkan penasaran dengan senua yang saya ceritakan. Hal tersebut kemudian membua saya kembali semangat untuk menjalani hobi saya tersebut. Sampai-sampai saya ingin sekali S2 Astronomi. Doain ya.
Komentar
Posting Komentar