Kersen
Beberapa bulan yang lalu, saya melewati pohon kersen favorit saya ketika saya kecil. Dulu, sepulang sekolah saya selalu memanjat pohon itu lalu memetiki buahnya yang memerah. Saya terharu karena dia bisa bertahan sampai sekarang. Tanpa dia, mungkin masa kecil saya hambar dan monoton.
Saya merasa pohon kersen adalah pohon yang ramah, bijak, dan teladan yang baik. Ia seperti diciptakan untuk memfasilitasi hobi anak-anak yang kurang beradab (memanjat dan bergelantungan). Teman-teman saya dan saya sangat senang bergelantungan di sana. Sesekali dahannya berderak. Tapi bagi saya derakan dahannya adalah ucapan selamat datang bagi anak-anak sehingga biasanya saya semakin menjadi-jadi bergelantungan dan semakin tertantang memetik buahnya yang berada di ujung dahan.
Kenapa pohon kersen sangat saya sukai? Karena mengajarkan saya untuk berbagi kepada sesama.
Geng saya (ceileh geng padahal ga punya temen) biasanya tidak langsung memakan buahnya setelah dipetik. Kami memetik buahnya lalu mengumpulkan di plastik, kemudian nanti kalau sudah banyak kami akan bagi-bagi.
Selain itu, saya juga merasa bisa melihat dengan perspektif yang berbeda ketika saya berada di atas pohon kersen. Mungkin bagi orang lain pohon kersen adalah hal remehtemeh. Tapi bagi saya, dia adalah guru yang mengenalkan kepada saya bahwa melihat dengan berbagai perspektif itu menyenangkan
Semoga suatu saat kalau saya punya rumah sendiri, saya bisa menanam pohon kersen di halaman belakang supaya anak-anak juga bisa belajar dari pohon kersen.
Komentar
Posting Komentar