Traveling, Yuk!
Lagi selo banget nih saya
Ngga ding, sebenarnya saya lagi UTS
Terus laporan praktikum masih menunggu saya untuk menyentuhnya
Tapi saya pengin blog saya banyak pengunjung *jujur* *benerin kerudung*
Ini saya ambil dari hipwee.com
Udah ya, baca aja nih
2. Belasan tahun menuntut ilmu demi menyongsong masa depan cerah, tapi tanpa kita sadari bayak hal indah yang kita lewatkan begitu saja karena terkurung pada kewajiban menuntut ilmu
3. Usia 20-an adalah masa dimaana kita bisa dikatakan dewasa, tetapi belum punya banyak kewajiban. Maka dari itu Let’s make our life to become wonderful life!!
4. Dari banyak perjalanan kita akan menyadari bahwa zona nyaman bisa diperluas sesuai keinginan. Tidak ada alasan untuk mengeluh hanya karena keadaan
5. Dalam setiap perjalanan, kita akan selalu menemukan kawan baru yang seperjuangan. Mereka yang terus menemani dan bertahan dalam berbagai keadaan
6. Saat ini sudah banyak media yang memudahkan kita mencari kawan sesama pejalan dan membantu merekomendasikan destinasi. Apa yang masih membuat kita menahan diri dari kemolekan karunia Tuhan yang sudah jelas melambaikan pesonanya untuk kita?
Racun sedikit, demi membuat kakimu gatal ingin segera pergi.
Lumayan saya keliatan sedikit pintar kalau ngeposting kayak beginian
Sekian
Ngga ding, sebenarnya saya lagi UTS
Terus laporan praktikum masih menunggu saya untuk menyentuhnya
Tapi saya pengin blog saya banyak pengunjung *jujur* *benerin kerudung*
Ini saya ambil dari hipwee.com
Udah ya, baca aja nih
Travelling di usia 20 tahunan adalah ‘salah satu’ cara untuk
menemukan jati diri dan menikmati alam Indonesia
1. Di usia 20-an kita sibuk dengan kewajiban-kewajiban kita,
lalu apa kita tidak boleh mengekspresikan diri kita? Explore Indonesia kita,
dude!
Di usia 20-an sebagian besar dari
kita sudah menyelesaikan kewajiban-kewajiban kita, salah satunya kita sudah
menyelesaikan pendidikan kita di perguruan tinggi. Di usia 22 atau 23 beberapa
dari kita sudah Sarjana, dan ada juga yang sudah bekerja. Tidak ada lagi
kewajiban yang membuat kita terpaksa duduk lama di depan meja demi
menyelesaikan skripsi tepat waktu, tidak ada lagi keharusan datang ke kelas jam
7 pagi demi memenuhi absen agar bisa ikut ujian semester. Ibaratnya, kita
sudah terbebas dengan segala kewajiban kampus. Semua keputusan kini ada di
tangan kita sendiri. Tapi ingat dudes,
kita juga punya kewajiban untuk memenuhi hasil dari gelar sarjana kita. Lalu,
apa kita tidak boleh rileks sejenak? Tentu saja boleh. Selepas satu kewajiban
selesai dilakoni, bukankah ini saat yang paling tepat untuk memuaskan hasrat
yang terpendam selama ini? Inilah saatnya bertemu orang-orang baru,
mengakrabkan langkah kita dengan mengeksplorasi keindahan tanah khatulistiwa
kita, Indonesia.
2. Belasan tahun menuntut ilmu demi menyongsong masa depan cerah, tapi tanpa kita sadari bayak hal indah yang kita lewatkan begitu saja karena terkurung pada kewajiban menuntut ilmu
Sebelum
kita menjadi manusia dewasa yang menyandang gelar di belakang nama kita, kita
disibukkan dengan kewajiban bertahan di tengah beragam kesibukan yang katanya
nanti bisa member masa depan cerah untuk kita. Kita yang ingin mengambil
Jurusan Sastra di bangku kuliah harus sabar duduk tenang di kelas IPA, sebab orangtuamu
menginginkannya. Kita yang sudah tahu ingin kuliah di Jurusan Fotografi justru
jarang punya waktu untuk hunting ke berbagai tempat, karena
ulangan Matematika menunggumu di akhir pekan. Sementara kita disibukkan dengan
hal-hal seperti mengerjakan laporan, review
jurnal internasional, membuat paper
dan yang lainnya, dunia sebenarnya sedang menawarkan banyak harapan. Ada gunung
yag kakinya sudah memanggil untuk didaki, ada jalan-jalan kecil yang menanti
untuk segera dijamahi. Maka kapan lagi waktu yang tepat untuk mendatanginya
jika bukan saat ini?
3. Usia 20-an adalah masa dimaana kita bisa dikatakan dewasa, tetapi belum punya banyak kewajiban. Maka dari itu Let’s make our life to become wonderful life!!
Berapa
lama lagi kita punya kebebasan yang tak terbantahkan seperti saat berusia 20-an?
Berapa tahun lagi kita bisa melakukan travelling
kemanapun sesuai keinginan kita, tanpa harus khawatir pada tumpukan tugas
yang menunggu di kantor atau pada pasangan yang butuh ditenangkan di akhir
hari? Semakin dewasa hidup tidak akan makin ringan dijalani. Seiring
bertambahnya usia justru kewajiban akan datang dengan sendirinya, mengantre
rapi menunggu kamu menyelesaikannya. Selama pikiran terberatmu masih berkutat
pada hiasan kamar kost yang paling manis dilihat mata, atau bagaimana
mendapatkan perhatian dari dosen supaya IP kita sempurna, maka tak ada waktu
yang lebih tepat untuk mengangkat ransel dan menjelajahi dunia yang baru kita
lihat sepersekian persennya.
4. Dari banyak perjalanan kita akan menyadari bahwa zona nyaman bisa diperluas sesuai keinginan. Tidak ada alasan untuk mengeluh hanya karena keadaan
Lingkungan
baru mungkin sempat menakutkan untuk kita. Bertemu orang-orang baru, harus
menyesuaikan diri dengan sekitar yang asing, sampai mempelajari kebiasaan baru
di suatu daerah memang bukanlah hal yang mudah. Hanya lewat perjalananlah kita bisa
tahu bagaimana zona nyaman ternyata bisa diperluas sesuai dengan kebutuhan.
Kegigihan kita untuk survive dalam
segala situasi akan teruji, ketahanan kita menghadapi segala kondisi
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan hingga titik paling tinggi. Tidak ada
zona nyaman yang demikian sempit, hanya berkutat di kota kelahiran kita semata.
Semua situasi pasti bisa dihadapi, selama kita punya kemauan.
5. Dalam setiap perjalanan, kita akan selalu menemukan kawan baru yang seperjuangan. Mereka yang terus menemani dan bertahan dalam berbagai keadaan
Salah
satu hal yang menyenangkan dari perjalanan adalah bagaimana kita bisa menemukan
kawan seperjuangan. Mereka yang dengan sabar menanti bus yang sama demi mencapai
destinasi serupa, mereka yang selalu menyerukan semangat ketika bertemu di
tanjakan yang sama. Teman baru yang kita temui di tempat baru ini, anehnya,
sebagian besar justru akan bertahan lama. Walau jarang bertemu muka kalian akan
tetap saling terhubung lewat jejaring media sosial. Cerita tentang perjalanan
yang sudah dilewati bersama boleh sudah berlalu lama, tapi kedekatan dan
kehangatan kalian tidak akan mudah terlupa. Pun kita bisa berbagi referensi
tempat asyik diseluh penjuru negeri.
6. Saat ini sudah banyak media yang memudahkan kita mencari kawan sesama pejalan dan membantu merekomendasikan destinasi. Apa yang masih membuat kita menahan diri dari kemolekan karunia Tuhan yang sudah jelas melambaikan pesonanya untuk kita?
Enggan
berjalan hanya karena kurang informasi seharusnya sudah bukan lagi jadi alasan
kita. Saat ini berbagai kemudahan telah tersedia untuk digunakan, contohnya
dengan kehadiran forum bagi para pejalan yang ingin saling berbagi info, username instagram, blog para traveller dan masih banyak lagi. jalan2.com bisa
kita jajal jika ingin menemukan informasi soal destinasi yang selama ini
menggoda hati. Di dalamnya kita bisa join ke jalan2.com forum
yang juga diikuti oleh banyak penggiat jalan-jalan lainnya. Di sini
kita bisa bertukar informasi. Destinasi mana yang layak dikunjungi, apa yang
harus disiapkan sebelum pergi, sampai settling agreement soal sharing biaya
trip dan penginapan. Untuk kita yang belum ingin (atau belum punya biaya) untuk
jalan-jalan pun forum ini layak diikuti. Para pejalan juga banyak berbagi soal
pengalaman perjalanan mereka di sini.
Racun sedikit, demi membuat kakimu gatal ingin segera pergi.
7. Saat nanti sudah disibukkan oleh urusan pekerjaan,
kebutuhan anak, istri, maupun suami — kita akan bersyukur jika telah mengangkat
ransel jauh-jauh hari. Pengalaman dari perjalanan membuat kita jadi pribadi
yang memiliki cara lain untuk mensyukuri karunia Tuhan
Alam
menyimpan kekuatan luar biasa yang seringkali membuat para penikmatnya berdecak
kagum bahkan tak jarang menitikkan air mata karena rasa tersebut. Jika tak
percaya, coba kita tanyakan pada pendaki gunung bagaimana perasaan mereka saat
berhasil menyentuh puncak gunung. Rasa kagum pada ciptaan Tuhan serta rasa
syukur tak berkesudahan pasti dirasakan. Semakin sering kita bersinggungan
langsung dengan alam maka akan semakin besar pula rasa syukur kita pada sang
Ilahi. Di usia kita yang juga makin dewasa hal ini penting untuk membentuk
pribadi yang tak pernah lupa bersyukur.
Travelling di
usia 20-an jelas bukan merupakan keharusan bagi kita untuk dilakukan. Selain
itu travelling juga bukan barang
murah yang bisa dengan mudah di dapatkan. Namun perjalanan akan mengajarkan banyak
hal untuk kita meskipun hal tersebut tidaklah bisa langsung kita rasakan. Tapi
banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari setip perjalanan. Kita akan sangat
bersyukur kepada Tuhan karena sudah diberikan nikmat hidup. So, masih enggan untuk travelling?
“Travel
is the only thing you buy. That makes you richer”
Terimakasih
Komentar
Posting Komentar