Kantin, tempat kita semua
Kantin. Siapa sih yang tidak kenal kantin? Menurut KBBI, kantin adalah ruang tempat menjual minuman dan makanan (di sekolah, di kantor, di asrama, dan sebagainya). Saya rasa hampir semua orang pernah ke kantin, karena saat ini setiap gedung di dunia mayoritas memiliki kantin. Selama saya menjadi manusia dan hidup di dunia ini *alah*, saya mengenal kantin terbagi menjadi tiga macam, yaitu kantin prasmanan, kantin semi-prasmanan, dan kantin yang dilayani (bukan prasmanan—red). Kantin prasmanan adalah kantin dimana konsumen yang datang bebas memilih dan mengambil sendiri makanan yang ingin mereka makan, kantin semi-prasmanan adalah perpaduan dari prasmanan dan bukan prasmanan, sedangkan kantin yang dilayani adalah kantin yang pelanggan tidak bisa mengambil dan memilih sendiri makanan yang diinginkan.
Saat ini saya sedang menjadi mahasiswi di salah satu universitas negeri di Indonesia. Nah, kebetulan di fakultas saya memiliki kantin dengan sistem yang semi-prasmanan. Saya menyebut semi prasmanan karena ada stand pedagang disana ada yang prasmanan dan ada yang tidak. Namun, di kantin fakultas saya ini mayoritas memiliki sistem prasmanan. Jadi, saat ingin makan kita mengambil sendiri makanan yang kita senangi, kemudian membayar, lalu memilih tempat duduk. And, this is the point!
Saya adalah salah satu
pelanggan stand kantin prasmanan di
fakultas saya. Setelah hampir tiga tahun saya menyelami dunia perkantin-an-dan-perpelanggan-an di
fakultas saya, saya menemui beraneka ragam spesies manusia dengan karakter
mereka yang berbeda-beda. Dan dari sekian banyak spesies manusia dengan
karakter yang berbeda-beda ini, saya mencoba menyimpulkan ada beberapa spesies
yang penting *tsaah*. Dan berikut adalah jenis-jenis spesies tersebut.
- Konsumen dengan Kemandirian dan Kesadaran Nol (KKN)!
Konsumen
tipe ini adalah konsumen yang dia malas mengembalikan piring atau gelas atau
mangkuk atau wajan atau panci dan peralatan lainnya yang ia gunakan untuk
makan/minum. Jadi, mereka merasa bahwa setelah mereka kenyang, pekerjaan mereka
sudah selesai. Sehingga mereka memutuskan untuk menyia-nyiakan piring dan
kawan-kawan tanpa mengantar piring dan kawan-kawan pulang ke tempat asalnya *huks.
Tapi, konsumen tipe ini masih mau membuang sampah yang mereka hasilkan atau
mereka bawa ke kantin. Jadi lumayanlah-ya.
- Konsumen Kemandirian dan Kesadaran Nol + Jorok (KKNJ)
Konsumen
tipe ini adalah gabungan dari konsumen tipe KKN plus jorok, karena konsumen tipe ini malas membuang sampah mereka
dan meninggalkan sampah mereka dengan teganya di atas meja-kursi-lantai kantin
sehingga membuat pengunjung lain yang datang menjadi risih.
- Konsumen Mandiri tapi Jorok (MJ)
Konsumen
tipe ini adalah konsumen dengan kemauan dan kesadaran yang tinggi. Konsumen
tipe ini selalu mengembalikan piring atau gelas atau mangkuk atau wajan atau
panci dan peralatan lainnya yang ia gunakan untuk makan/minum. Tapi, mereka
masih meninggalkan sampah mereka di meja-kursi-lantai kantin. Satu jempol deh!
- Konsumen Idaman Pedagang
Konsumen
tipe ini bisa kita sebut sebagai konsumen idaman para pedagang *eaa* *kiww*
Karena konsumen tipe ini adalah konsumen dengan kemauan dan kesadaran yang
tinggi. Konsumen tipe ini selalu mengembalikan piring atau gelas atau mangkuk
atau wajan atau panci dan peralatan lainnya yang ia gunakan untuk makan/minum
serta membuang sampah yang mereka hasilkan atau mereka bawa ke kantin. Saya
cinta banget sama tipe konsumen yang
satu ini!
Nah, itulah beberapa
jenis spesies manusia di kantin saya. Maaf ya kalau tidak berkenan, saya emang suka gitu, sok tau gitu huks. Saya sebenarnya hanya ingin berpesan *emangsiapaeluwidh*,
kalau kita makan di kantin atau dimanapun, baik
prasmanan—semi-prasmanan—bukanprasamanan, akan lebih baik kalau kita
mengembalikan piring/gelas/panci/kompor/wajan *naonsih* ke stand atau pedagangnya dan membuang sampah pada tempatnya. Karena
selain kita akan membuat kantin lebih bersih, rapih, dan membuat nyaman
pengunjung kantin lainnya, kita juga menabung pahala, kan? Jangan mentang-mentang ada pekerja yang tugasnya membersihkan
kantin, lalu kita seenaknya sendiri. Kalau kalian masih berpikir menggunakan
paradigma lama,
“Loh, widh,
nanti kalau kantinnya selalu bersih dan rapih, pekerjanya gabut dong?”
Hei, let’s be smart
people, dudes! Kalau kita bisa meringankan beban orang lain, why not? Jadi
jangan jadikan paradigma lama itu sebagai pedoman kalian. Yuk, kita terapkan
paradigma baru. Manusia yang berhasil di masa sekarang dan akan datang adalah
manusia yang mandiri. penerapan kemandirian itu luas, termasuk dalam hal
mengembalikan peralatan yang kita gunakan untuk makan/minum di kantin dan
membuang sampah pada tempatnya serta membuang sampah pada tempatnya. So, mulai yuk.
Daaaan, you guys, there
is something you should know. Kalau kalian sudah pernah berkunjung ke luar
negeri, misalnya Jepang, Belanda,
Jerman, dan negara-negara lainnya, kalian yang masih malas mengembalikkan
piring/mangkuk/gelas setelah kalian selesai makan akan kaget. Kenapa? Pasalnya kultur mereka sudah menjadikan mereka
sebagai konsumen yang mandiri. Disana, setelah selesai makan, ya peralatan yang
kalian gunakan tadi adalah tanggung jawab kalian, dan kalian harus mengembalikkan
ke tempatnya. Saat sampah berserakan dan tidak sesuai dengan
penempatannya, kalian akan terkena denda. Walaupun saya juga belum pernah ke
luar negeri, tapi saya cukup sering mendengar cerita seperti itu dari
dosen-dosen saya dan saya juga sering membaca blog mahasiswa Indonesi yang
kuliah di luar negeri.
And the last, saya akan
memberikan adab-adab makan di kantin atau dimanapun dengan penuh kerendahan
hati dan tiada maksud menggurui *huks*,
1.
Mengambil makanan yang diinginkan sesuai
porsi
2.
Membersihkan/mencuci tangan
3.
Berdoa sebelum makan
4.
Makanan dihabiskan
5.
Berdoa setelah makan
6.
Mengembalikan peralatan yang telah
digunakan ke tempatnya
7.
Membuang sampah pada tempatnya
8.
Merapihkan meja-kursi
9. Go out
Baiklah, cukup sekian
sampah saya kali ini, saya akan melanjutkan laporan praktikum saya yang belum
kelar, saya Widha, sampai jumpa *alah*
Komentar
Posting Komentar