Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Pendakian Merbabu Pertama Saya!

Gambar
Sekita tahun 2014 saya memulai hobi saya. Saya diperkenalkan dengan gunung oleh kakak saya, yang memang dari SMP dia sudah suka mendaki gunung. Awalnya saya ragu, karena saya ingat betul hari seninnya saya ada ujian, jadi saya perlu pertimbangan yang matang. Kata kakak saya, “Kalau kamu enggak yakin, gak usah ikut aja, aku gak mau tergesa-gesa, alam itu hidup, dia bisa merasakan bagaimana manusia melakukan sesuatu…” Terus, disitu saya mikir, kalau bukan sekarang saya memulai ini, lalu kapan lagi, belum tentu saya akan punya banyak waktu untuk mencoba hal yang baru #eaaa #uhuuuy *naon*. Kemudian saya memutuskan, fixed , saya ikut. Dan berangkatlah saya, kakak saya, kakak ipar saya, dan adik saya. Jarak gunung merbabu dari rumah saya hanya memerlukan waktu 45 menit. Saya dan kakak saya berangkat dari rumah sekitar pukul 10 siang, tujuannya supaya saat isya’ kami sudah sampai pos 4. Dan paginya bisa naik ke puncak lalu melihat matahari terbit. Dan, sehabis d

Teruntuk engkau (siapa)

Teruntuk, imam yang nanti akan dipertemukan dengan saya. Saya bukanlah Khadijah binti Khuwailid yang sangat berwibawa, saya bukanlah Maryam binti Imran yang sangat mulia, saya tak sehebat Ibunda Imam Syafi’i, saya tak setangguh Musa yang dengan gagah berani menentang kaum tirani yang melawan Agama Allah, saya tak seperti Ismail yang kecintaan-Nya kepada Allah membuatnya mengorbankan apapun, dan saya tak sekeren tokoh-tokoh hebat peradaban Islam. Tapi, bolehkan saya mendoakanmu supaya kamu bisa memiliki sifat seperti Umar? Seperti Ali? Seperti Ibrahim? Bolehkah saya melambungkan doa saya untuk mu setinggi-tingginya? Saya tahu, dunia ini fana. Dunia ini begitu menyibukkan. Dunia ini seperti black hole di luar angkasa, banyak hal yang terjebak pada gravitasinya. Maka cukuplah iman, takwa, dan kecintaan kita terhadap Allah yang mampu menyelamatkan dari itu semua. Saya bukanlah wanita cantik yang mampu berlenggak-lenggok dengan percaya diri di depan banyak orang, saya bukanlah wanita

Cantik itu

Cantik menurutku adalah cantik yang bersumber pada dimensi hati. Hati memainkan peran esensial pada 'kecantikan', bisa di bilang hati itu himpunan semesta dari kecantikan. Semua bersumber pada hati. Kalau hatinya bersih dan baik, maka terpancarlah kecantikan dengan sendirinya. Jadi kecantikan hakiki adalah kecantikan pada hati. -Widha edisi waras

Ditunjuk! #2

Gambar
Waktu SMA entah mengapa, saya merasa nama saya ini keramat. Tidak hanya itu, saya merasa saya selalu mendapatkan nomor urut kelas yang keramat. Pada saat saya kelas sepuluh, saya meimiliki nomor urut, 36. Dimana angka 3 adalah angka yang ada dimana saja. Di nama bulan ada, 3 adalah bulan maret, 3 juga bisa digunakan dalam tanggal, 6 adalah bulan juni, 6 juga bisa digunakan dalam tanggal. Kesimpulannya, nomor saya ini fleksibel untuk ditunjuk kapanpun. Mau berdasarkan, bulan atau tanggal. Bisa semua. Hiks. Dari sanalah saya sering ditunjuk maju. Mulai dari bahasa jawa, biologi, bahasa inggris, Higher Learning, matematika, bahasa Indonesia, dan hampir semuanya. Saya terlalu sering menyapa papan tulis dengan jarak yang sangat dekt. Hiks. Di pelajaran bahasa jawa, saya pernah ditunjuk untuk membaca geguritan , menyanyi macapat , sampai mementaskan monolog drama. Kenapa saya? *garuk-garuk tembok*. Bersama pak Andy, PPL dari UNS Di pelajaran biologi, saya adalah objek favorit

Ditunjuk! #1

Gambar
Saya adalah salah satu mahasiswa yang suka datang kuliah pada jam mepet. Hal ini dikarenakan anggapan saya mengenai ‘ kan masih ada toleransi 15 menit’. Duh kalau begini kapan Indonesia bisa maju ya? *lalu intropeksi diri*. Meskipun saya suka datang mepet atau bahkan telat, saya selalu tidak tahu diri. Bukannya malu lalu duduk di belakang, tapi kalau saya tetap duduk di depan. Di depan dosen. Begitulah saya. Saya adalah mahasiswa yang sering ditunjuk dosen untuk sekedar maju mengerjakan soal, me-review tugas, menjawab pertanyaan, atau presentasi. Saya tidak tahu kenapa saya sering sekali ditunjuk dosen. Bahkan, saya menjadi objek favorit untuk ditunjuk sejak saya masih SD. Kadang saya berpikir, apakah saya terlihat cukup mumpuni? *naon Widha?* Kalau benar begitu, izinkan saya mengklarifikasinya. Saya ini adalah gadis dengan otak pas-pasan. Ah tidak, sebenarnya otak manusia sama saja, hanya saja saya sering malas untuk berpikir, dan akibatnya ya seperti ini. Pemikiran saya divergen

Saya jatuh cinta pada Astronomi!

Gambar
Sejak saya duduk di bangku SMP, saya mulai suka membaca. Saya tertarik dengan astronomi. Astronomi itu cool . Saya suka membaca teori-teori tentang langit dan himpunan bagiannya. Dari saya saya menyadari bahwa betapa rapihnya susunan tata surya dan semesta ini. Betapa semua Allah ciptakan dengan keseimbangan. Rapih. Indah. Dimulai dari kekaguman saya itu, saya mulai membiasakan diri saya untuk membaca apapun tentang astronomi. Dari artikel, headline televisi, buku, koran, dan majalah. Saya sungguh tertarik, sampai sempat terpikir saya untuk menjadi astronom. Sepertinya mengagumkan.             Teori mengenai terbentuknya alam semesta, dari teori dentuman keras, big bang, meledaknya bintang dan akhirnya serpihan-serpihannya membetuk planet-planet, meteor-meteor, asteroid, black hole , dan semua yang ada di angkasa. Rasa penasaran saya mengenai ‘lalu bagaimana dengan matahari, apakah dia adalah yang pertama ada dibandingkan benda-benda luar angkasa lainnya?’ semakin membuat saya me

Allah itu Maha Romantis

Saat kita mendekati Allah dengan satu langkah, Maka Allah akan mendekat kepada kita dengan lima langkah, Saat kita mencintai Allah, Maka Allah akan mencintai kita beribu-ribu lipat. Ah... Susah menggambarkan bagamaina romantisnya Allah Saat kita susah, gundah, galau mengenai duniawi, Allah tak tinggal diam Allah tahu, Allah berikan peringatan, Indahnya senja, Romantisme  warna jingga Dibalut dengan kicauan burung-burung Awan-awan menggumpal membentu garis cokelat Ah romantisnya Allah Sunyinya pagi, Kicauan burung, Tarian daun, Senyuman matahari, Hangatnya udara, Bersihnya oksigen, Ah romantisnya Allah Keseimbangan seluruh alam semesta Tak ada satupun yang kurang Matahari, Awan, Air, Bulan, Gunung, Sungai, Laut Berpadu membentuk romantisme dunia Kalau sudah begitu, masih bisa mengelak bahwa Allah Maha Romantis?