Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Terima kasih

Dalam hidup, tidak ada yang lebih tau mengenai dirimu sendiri selain kamu Orang lain akan selalu menilaimu dari apa yang mereka lihat Meskipun itu tidak sepenuhnya dirimu Dalam hidup, akan selalu ada kontra tentang apa yang kamu lakukan Orang lain selalu menganggapmu seperti yang terbentuk di benak mereka Di masa-masa ini, di masa-masa yang baru ini, Widha harus semangat Widha harus kuat Widha harus bersyukur Mungkin ini berat, Memang berat Orang yang tidak percaya kamu tidak akan percaya perkataanmu meskipun yang kamu katakan itu sebenarnya Tapi jangan khawatir, Widha masih punya orang yang percaya Melewati hari demi hari sendirian Menangis Menyalahkan diri sendiri Tapi Widha harus tetap tegar Di masa-masa berat ini, Widha harus bisa semangat Karena saya tau Widha pasti bisa Widha, keep it up! Terima kasih sudah mau bertahan dan belajar Semoga Tuhan selalu bermurah hati 

Iya.

Tidak apa-apa. 

8-4-2

Beberapa waktu yang lalu, saya jalan-jalan ke mall. Saya naik eskalator lalu di depan saya ada 2 anak kecil laki-laki umurnya sekitar 6-7 tahun. Saya dari awal mengamati perbincangan mereka (?) Ada satu kalimat yg bagus banget kalo kata saya. "Dari pada menyalahkan kegelapan, kenapa kita enggak menyalakan lilin aja?" Omo omo, saya kayak keselek biji salak sama biji durian dalam waktu yang bersamaan. Huks.

φλυαρία

Saya sering merasa bosan berada dalam obrolan orang-orang dewasa yang selalu serius, apa-apa harus ada tujuan, seakan-akan semuanya harus diraih, mereka bilang mereka terbebani dengan semua itu, lalu kenapa mereka terus-terusan seperti itu? Ah, mendengarnya saja saya lelah.  Saya lebih suka mengagumi kesulitan, menjadikannya lebih santai, dan menghargainya dengan cara yang lebih manusiawi. Bagaimana itu? Menikmatinya. Begitu saja. 

Untuk diri

Di hari ini, di depan pintu yang terkunci karena saya lupa passwordnya, saya pikir saya perlu mengucapkan terima kasih paling dalam kepada -siapa lagi kalau bukan- diri sendiri. Yang sudah melangkah sejauh ini, yang sudah berbaik hati pada penyesalan, yang selalu berusaha memahami, yang selalu belajar dari kesalahan, yang memilih pilihannya sendiri, yang tumbuh bersama mimpinya, yang selalu merawat pilihannya, yang kuat sekali, yang selalu menyayangi, meski kadang -sering- saya menepi, hanya melihat, kemudian terjatuh sendiri. Kamu hebat, kok widh. Aku ngefans sama kamu. Keep it up!

Passion

Tidak apa-apa jika anak-anak memulai dengan lambat. Jika mereka tidak menjadi seperti Einstein di usia delapan tahun. Jangan panik. Bahkan Albert Einstein bukanlah Einstein ketika dia masih delapan tahun. Einstein kecil benar-benar seorang anak berprestasi rendah yang tidak berbicara hingga usia tiga tahun, mengalami kesulitan belajar di sekolah, dan bekerja bertahun-tahun sebagai pegawai rendahan di suatu kantor paten. Namun ia kemudian mengikuti passionnya di bidang fisika, mengembangkan Teori Relativitas, dan menjadi fisikawan terbesar di dunia. Saya yakin bahwa Einstein akan berkata bahwa seberapa cepat kita bisa meraih sukses itu relatif.

Pak Manto dan Mbok Ti

Tadi saya main ke pengasuh saya pas kecil, saya emang tiap pulang selalu main kesana selagi bisa.  Tapi tadi mah beda, rasanya sedih aja gitu. Hiks. Namanya Sumanto dan Sutiyem, saya memanggil mereka dengan sebutan pak manto dan mbok ti. Kalau nggak diasuh sama beliau-beliau, saya mungkin nggak ngerasain nggembalain kambing di lapangan sambil duduk di bawah pohon sambil makan kacang kedelai yang direbus dan masih ada kulitnya. Saya juga mungkin nggak ngerasain gulung-gulung dan berenang di lumpur saat sawahnya dibajak, jatuh dari pohon kersen yg tinggi banget sampe paha atas saya harus dijahit LOL, ngelihat adik saya bersimbah darah pas abis jalan-jalan pagi karena saya suka bereksperimen mendorong adik saya ke sungai, beli nasi goreng sebungkus dimakan berempat sama adik saya, pulang sekolah ke rumah mbahnya saya dikejar orang gila LOL ini lucu banget saya masih TK, saya bahkan masih inget banget siapa nama orang gila tersebut, tapi demi kemaslahatan umat saya nggak mau menyebutkan

Ya Rabb

Betapa kematian begitu dekat

Indonesia

Saya terkadang tidak paham juga kenapa saya sangat mencintai Indonesia. Kalau dipikir-pikir, rasanya sesak juga tinggal di negara berkembang yang dilabeli dengan "negara yang serba susah". Tapi bukankah bisa berkontribusi untuk membangun negeri dan perlahan menghapus label "negara yang serba susah" itu bisa kita lakukan? Semoga, kalian, saya, dan kita semua senantiasa bisa mencintai negeri kita ini dan bisa memberikan manfaat sekecil apapun. Aamiin.

Nasehat

"Kalau kamu mau jadi air, ya jadi air aja. Jangan pernah terpikir kamu pengen jadi bensin. Pun sebaliknya. Karena kalau setengah air setengah bensin, ga ada fungsinya. Buat minum ga bisa, buat bahan bakar juga ga bisa." Kata seseorang kepada saya.

Sebenarnya

Sebenarnya, Dalam hidup, Kita cukup berusaha, berdoa, dan bersyukur. Kenapa? Karena mungkin saja ada banyak sekali orang yang ingin berada di posisi kita. Tapi kita justru acuh dan merasa paling menderita sedunia. Begitu seterusnya.

Bintang

Saya pernah meminta kepada bintang Supaya bersinar menerangi malam Agar ibu dan bapak selalu bisa melihat saya Karena pesan rindu saya saya sampaikan melalui bintang Saya pernah meminta kepada bintang Supaya berkelap-kelip dengam indahnya Agar ibu dan bapak tau bahwa saya bersyukur Terlahir menjadi anaknya Semoga saya selalu bisa melihat bintang Menyampaikan rasa rindu Menyampaikan keluh kesah Menyampaikan pesan, meski suatu saat tak berbalas

Gravitasi Anak-anak

Saya sering kagum kepada anak-anak. Jiwa mereka selalu penuh semangat--meletup-letup--dan berbinar-binar seperti petasan. Sampai-sampai saya punya hipotesis kalau jiwa anak-anak itu terbuat dari petasan. Anak-anak itu selalu bisa tersenyum. Bukan senyum penuh dengan kepura-puraan, melainkan penuh dengan ketulusan. Anak-anak tidak tau caranya berpura-pura, anak-anak tidak tau caranya membohongi diri sendiri. Jika mereka bersedih, maka mereka akan menangis. Jika mereka bahagia, maka mereka akan tertawa. Keren sekali ya? Anak-anak selalu mengahadapi masalah dengan sangat sederhana, tidak rumit seperti orang dewasa. Anak-anak selalu melihat dunia dengan cara yang menyenangkan. Bahkan mereka sering tertawa sesaat setelah menangis. Mereka selalu bisa berdamai sesaat setelah mereka bertengkar dengan teman sepermainannya. Bagi anak-anak, dunia ini begitu menyenangkan. Oleh karena itu saya selalu kagum kepada anak-anak. Semangatnya seperti gravitasi. Kuat tetapi belum diketahui darimana asa

Hidup

Saya sangat menyukai langit dan samudera. Oleh karena itu saya senang mendaki gunung dan bermain di pantai. Saya merasa selalu dihargai dan disayangi oleh langit dan samudera. Bertumpuk-tumpuk masalah rasanya akan lenyap saat saya menatap langit dan samudera. Apalagi langit gelap malam hari. Tanpa saya memberitahunya, seakan-akan langit gelap sudah tau saya sedang ingin didengar. Tak jarang saya menangis hanya dengan menatap langit malam, meluapkan segala permasalahan hidup yang sebenarnya sepele----tentu saja sepele----karena masalah hidup saya hanya se per sekian dari luasnya alam semesta ini. Langit malam seakan-akan berbisik kepada saya, ia memberitahu saya, bahwa semua akan berakhir, semua akan selesai, dan masalah saya itu bukan akhir dari dunia. Saya menyukai menengadah ke langit malam, berdiam diri, berkontemplasi, dan berdoa. Mungkin bukan hanya saya yang menyukai langit dan samudera, mungkin kamu juga? Atau saya sendiri yang suka? Dalam sejarahnya, langit dan samudera terny

Kuberitahu

Ku beri tahu Ini cerita sedih Kamu lihat di ujung sana? Ada seorang gadis sendirian Memikul banyak beban yang tak terlihat Sesekali menyeka air matanya Sesekali ia berdiri sendiri Kamu tahu dia? Dia temannya langit Satu-satunya tempat ia berteduh adalah langit Menengadahkan wajahnya Lalu memejamkan matanya Ada banyak orang yang mungkin menyayanginya Ada banyak orang di sekitarnya Ada banyak orang mendukungnya Tapi namanya juga waktu Kadang memori-memori abadi muncul Dia ketakutan Dia sendirian Dia tak punya siapapun untuk membagi beban Dia simpan sendiri Sesekali ia katakan Tapi tak pernah sekalipun kesedihan ia tunjukkan Berjalan tegopoh-gopoh Sesekali merangkak Meski begitu ia punya mimpi Ku beri tahu Ini cerita sedih Sejak kanak-kanak ia punya seseorang yang paling ia sukai Tapi sekarang ia tidak bisa lagi terus bersamanya Waktu merenggut seseorang itu Waktu berjalan terlalu cepat Oleh karenanya, gadis itu harus memikul bebannya sendiri Jika dia bisa

Black Hole

Gambar
Pada 10 April 2019 tepat pukul 09.00 Brussels Time atau pukul 20.00 WIB, sebuah sejarah baru di bidang sains tercipta. Sekelompok astronom yang tergabung dalam tim Event Horizon Telescope (EHT) merilis citra pertama wujud peristiwa black hole. Sebuah hadiah untuk orang-orang yang bekerja keras dan selalu percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin selagi kita mau mencoba dan berusaha. Sains telah mengajak kita menjelajah ke tempat-tempat yang tidak pernah terbayangkan oleh kita, sains memberitahu kepada kita bahwa imajinasi manusia tidak terbatas. Sains telah membuka cakrawala pengetahuan kita dari gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang, dan sains berhasil membuat saya menyublim dengan caranya sendiri. Sebelum masuk ke black hole, saya akan bercerita sedikit tentang teori relativitas milik Einstein. Dulu, pada awalnya, Newton menjelaskan bahwa gravitasi adalah sebuah gaya yang bekerja pada dua buah benda, dalam skala kosmos. Namun kemudian teori relativitas muncul. Te

Jika

Dunianya adalah dunia politik atau mungkin bisnis, atau mungkin aktivisme, atau apapun itu (karena saya juga tidak tau (?)) Sedangkan dunia saya adalah dunia yang absurd. Jika dia sangat menyukai tampil di depan umum sambil berbicara dan mengomentari segala sesuatu yang perlu dikomentari, saya lebih suka menyendiri dan memikirkan hal-hal yang kalian anggap sebagai remeh temeh, tapi bagi saya adalah sesuatu yang perlu dipikirkan. Jika dia sibuk menganalisa tentang politik, ekonomi, dan segala sesuatu yang bagi saya sangatlah memusingkan, maka sesekali saya akan mengajaknya menikmati langit malam yang luar biasa dan penuh misteri. Jika dia penasaran dengan bagaimana dollar melemah, bagaimana manuver politik bisa terjadi, atau bagaimana bisa kekacauan politik bisa terjadi, saya lebih penasaran bagaimana bisa manusia menyebut waktu adalah relatif, apa itu gravitasi kuantum, apa itu paralel universe, apa itu gelombang gravitasi. Jika bahagianya adalah berlari dan mengejar, bagi saya ba

Among the stars

Halo, nama saya Widha. Biasanya dipanggil Widha atau Tia. Saya baru saja menyelesaikan studi saya di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Saya mungkin masuk dalam kategori orang aneh atau aneh banget. Entah kenapa saya sering sekali mendengar perkataan teman saya yang bilang saya aneh. Ya walaupun sambil ketawa-ketiwi, tapi kemudian saya merenung dan sepertinya memang seperti itu. Kali ini saya mau bercerita bagaimana saya sangat mencintai astronomi. Saya tinggal di sebuah desa yang tidak jauh dari kota Solo, sejak kecil setiap maghrib saya pergi ke masjid bersama teman-teman saya. Kemudian setiap pulang dari masjid, saya selalu pulang terakhir. Alasannya adalah saya duduk di teras masjid sambil memandangi langit lalu bertanya-tanya, itu apa yang bersinar, kenapa bisa bersinar, kenapa hanya ada ketika malam dan lain sebagainya. Rasa penasaran ini kemudian tumbuh menjadi maha dahsyat (?). Hingga saya bercita-cita menjadi astronot. Ya saya tau, kebanyakan anak juga memi

Kersen

Beberapa bulan yang lalu, saya melewati pohon kersen favorit saya ketika saya kecil. Dulu, sepulang sekolah saya selalu memanjat pohon itu lalu memetiki buahnya yang memerah. Saya terharu karena dia bisa bertahan sampai sekarang. Tanpa dia, mungkin masa kecil saya hambar dan monoton. Saya merasa pohon kersen adalah pohon yang ramah, bijak, dan teladan yang baik. Ia seperti diciptakan untuk memfasilitasi hobi anak-anak yang kurang beradab (memanjat dan bergelantungan). Teman-teman saya dan saya sangat senang bergelantungan di sana. Sesekali dahannya berderak. Tapi bagi saya derakan dahannya adalah ucapan selamat datang bagi anak-anak sehingga biasanya saya semakin menjadi-jadi bergelantungan dan semakin tertantang memetik buahnya yang berada di ujung dahan. Kenapa pohon kersen sangat saya sukai? Karena mengajarkan saya untuk berbagi kepada sesama. Geng saya (ceileh geng padahal ga punya temen) biasanya tidak langsung memakan buahnya setelah dipetik. Kami memetik buahnya lalu mengumpu

Teka teki silang

Di suatu hari yang lampau, saya duduk sendiri di bawah pohon gedung rektorat UGM. Saya mengumpulkan daun-daun lucu dan kemudian memasukkannya ke dalam tas saya. Kemudian saya membuka buku teka-teki silang saya lalu mulai mengerjakannya. Sesekali saya memakan kuaci yang sudah saya siapkan khusus untuk mengerjakan TTS. Setelah beberapa lama saya duduk sendirian, ada seseorang yang mendekat dan dia mengatakan, "Masih jaman ngisi buku TTS?" Saya hanya diam dan kemudian menatapnya. "Kenapa suka TTS?" Saya masih diam. Dia siapa? Saya tidak kenal dia. Hingga kemudian dia pergi. Dia siapa? Uh saya juga tidak tau.

Lalu, bapak bisa cerita ke siapa?

Bapak selalu bertanya tentang apapun yang ingin beliau tau. Bapak selalu bertanya apakah saya sehat? Apakah saya sudah makan? Apa saja kegiatan saya hari ini? Apakah saya sedang sedih? Apakah ada masalah? Lalu kemudian saya bercerita. Meskipun tidak detail, tapi saya bercerita. Bapak selalu mendengar. Hingga kemudian saya berpikir, jika saya bisa bercerita kepada bapak, lalu bapak bercerita tentang keluh kesahnya kepada siapa? Ah iya. Bapak punya Tuhan dan semesta. Semoga bapak selalu dilindungi Tuhan dan semesta. Saya sayang bapak. Selalu.